- PPTI Kukar ke PPTI Badung, Bali untuk Tingkatkan Upaya Penanggulangan Tuberkulosis
- Kutai Timur Belajar dari Sukses Kutai Kartanegara dalam Penurunan Stunting
- Pemkab Kukar Sambut TPPS Kutim Terkait Penanganan Stunting
- Warga Pinggiran Sungai Diajak Beralih Menggunakan WC
- Sanitasi Layak, Upaya Tingkatkan Kesehatan Warga dan Cegah Stunting pada Anak
- DP2KB Kukar Berkomitmen Membimbing Desa dalam Penanganan Stunting
- Sejumlah Upaya Pemkab Kukar dalam Keberhasilan Penanganan Stunting
- Peran Aktif DPMD Kukar dalam Penanganan Stunting
- Rapat Verifikasi dan Validasi Keluarga Beresiko Stunting, Penanganan Tepat Sasaran
- Bupati Kutai Kartanegara: Peran Orang Tua Penting dalam Mencegah Stunting
Sejumlah Upaya Pemkab Kukar dalam Keberhasilan Penanganan Stunting
Keterangan Gambar : Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah.
kukarnews.id, KUTAI KARTANEGARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) telah melakukan sejumlah upaya dan kegiatan dalam penanganan stunting di 20 kecamatan. Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga turut bersinergi dalam mencapai target yang diharapkan.
Berikut adalah daftar kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemkab Kukar terkait penanganan stunting:
Baca Lainnya :
- Peran Aktif DPMD Kukar dalam Penanganan Stunting0
- Rapat Verifikasi dan Validasi Keluarga Beresiko Stunting, Penanganan Tepat Sasaran0
- Bupati Kutai Kartanegara: Peran Orang Tua Penting dalam Mencegah Stunting0
- Dinsos Kukar Maksimalkan Peran PKH dalam Penanganan Stunting0
- Loa Kulu Catatkan Nol Stunting, Bukti Keberhasilan Program Gizi Terpadu0
1. Rembuk Stunting Tahunan: Pemkab Kukar menggelar rembuk stunting tahunan untuk mengevaluasi dan merencanakan strategi penanganan stunting. Rembuk ini bertujuan untuk memastikan upaya penanganan stunting berjalan sesuai target dan mencapai hasil yang diharapkan.
2. Pengukuran dan Intervensi Serentak: Pemkab Kukar meluncurkan program pengukuran dan intervensi serentak penanganan stunting, yang melibatkan pengukuran sekitar 47.886 balita di seluruh kecamatan. Program ini bertujuan untuk mendeteksi balita yang mengalami masalah gizi dan memberikan intervensi yang diperlukan.
3. Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Lokal: Pemkab Kukar bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memberikan makanan tambahan berbahan lokal kepada balita yang mengalami stunting. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi dan kesehatan balita.
4. Pembangunan Infrastruktur Sanitasi: Pemkab Kukar terus membangun infrastruktur sanitasi yang layak, termasuk pembuatan jamban dan toilet, untuk mencegah buang air besar sembarangan yang dapat menjadi penyebab stunting.
5. Sosialisasi dan Edukasi: Pemkab Kukar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan balita, serta cara-cara pencegahan stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat terhadap gizi dan kesehatan anak.
6. Kerjasama dengan Pihak Lain: Pemkab Kukar bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta Atasi Stunting, hingga dunia usaha pertambangan dan perkebunan untuk meningkatkan efektivitas program penanganan stunting.
7. Monitoring dan Evaluasi: Pemkab Kukar melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa program-program penanganan stunting berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil yang diharapkan.
8. Inovasi : Pemkab Kukar juga melakukan inovasi seoerti pembentukan Rumah Bahagia, pelatihan memasak, hingga program Bakti Pantas dalam rangka percepatan penanganan stunting di masing-masing daerah.
"Kalau kita semua komitmen dan konsisten, saya yakin target ini bisa tercapai. Di beberapa titik yang saya kunjungi, progresnya sudah sangat bagus. Peran kepala desa dan ketua PKK desa sangat penting, karena mereka yang paling dekat dengan masyarakat,” jelas Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah.
Dirinya menambahkan bahwa, stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi sebuah ancaman yang bisa mempengaruhi masa depan anak-anak dalam jangka panjang. Anak-anak yang mengalami stunting, dengan tinggi dan berat badan yang tidak sesuai dengan usianya, berisiko menghadapi masalah tumbuh kembang yang bisa mempengaruhi kemampuan kognitif dan produktivitas mereka di masa depan. "Ini bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, tetapi tanggung jawab seluruh OPD,” tegasnya.
“Dengan langkah konkret dan berkelanjutan dapat mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, serta berkontribusi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Maka perlu kolaborasi berbagai pihak termasuk pemerintah provinsi dan juga dunia usaha,” pungkasnya. (adv/diskominfokukar/stg/kn1/rhi)