- PPTI Kukar ke PPTI Badung, Bali untuk Tingkatkan Upaya Penanggulangan Tuberkulosis
- Kutai Timur Belajar dari Sukses Kutai Kartanegara dalam Penurunan Stunting
- Pemkab Kukar Sambut TPPS Kutim Terkait Penanganan Stunting
- Warga Pinggiran Sungai Diajak Beralih Menggunakan WC
- Sanitasi Layak, Upaya Tingkatkan Kesehatan Warga dan Cegah Stunting pada Anak
- DP2KB Kukar Berkomitmen Membimbing Desa dalam Penanganan Stunting
- Sejumlah Upaya Pemkab Kukar dalam Keberhasilan Penanganan Stunting
- Peran Aktif DPMD Kukar dalam Penanganan Stunting
- Rapat Verifikasi dan Validasi Keluarga Beresiko Stunting, Penanganan Tepat Sasaran
- Bupati Kutai Kartanegara: Peran Orang Tua Penting dalam Mencegah Stunting
Puji Setyowati Sebut Pentingnya Vaksin HPV Bagi Anak Perempuan
Keterangan Gambar : Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Puji Setyowati (istimewa)
kukarnews.id, SAMARINDA - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Puji Setyowati memberikan dukungan dan imbauan kepada orangtua yang memiliki anak perempuan agar dapat memahami pentingnya vaksin Human Papillomavirus Vaccine (HPV). Vaksin HPV ini diperuntukkan bagi anak perempuan berusia 9-14 tahun.
Vaksinasi ini merupakan program imunisasi untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksinasi ini bermanfaat untuk mencegah kanker di area kelamin dan organ reproduksi, seperti kanker serviks dan kanker penis.
Baca Lainnya :
- Wakil Ketua DPRD Kaltim Seno Aji Salurkan Bantuan Handtraktor kepada 13 Poktan0
- Hari Kesehatan Nasional 2023, Reza Ajak Masyarakat Pola Hidup Sehat0
- Senam Jepen Massal, Upaya Pemerintah Lestarikan Seni Tari0
- Asti Mazar Apresiasi Antusias Warga Kecamatan Teluk Pandan Hadiri Agenda Bugis Vaganza0
- Masdari Kidang Apresiasi KPK RI Lakukan Kunjungan di DPRD Kutim0
Puji Setyowati berharap para orang tua harus mendukung dan memiliki kesadaran akan pentingnya vaksin HPV. Anak-anak akan lebih dianjurkan untuk menerima vaksin HPV dengan segera karena dalam masa belum aktif berhubungan seksual.
“Bagi anak-anak, vaksin HPV harus diberikan sebanyak 2 kali dengan jeda 6-12 bulan setelah pemberian vaksin pertama,” jelasnya.
Berdasarkan hal ini, sosialisasi yang berkenaan dengan vaksin HPV pun perlu dilaksanakan oleh pihak sekolah. Tidak optimal jika hanya melalui tenaga kesehatan. Politisi dari Partai Demokrat tersebut menyatakan bahwa program yang bersifat promotif terkait kesehatan itu harus terus digencarkan.
“Mempromosikan apa yang harus dilakukan oleh masyarakat tentang pentingnya vaksin, imunisasi. Vaksin HPV itu sudah lama dan dulu bayar, tapi sekarangkan gratis,” ungkapnya.
Puji juga sadar akan tidak semua orang paham dan mau membawa anaknya untuk menerima vaksin HPV. Sehingga, ia dengan tegas menyatakan bahwa sosialisasi mengenai vaksin tersebut mesti diperluas jangkauannya ke tempat lain.
“Kalau promotif itu kan semua orang menjadi sasaran kelompok produktif yang bisa menyampaikan informasi ke masyarakat. Khususnya yang masih ada salah pemikiran soal vaksin,” lanjut Puji.
Puji mengungkapkan jika lingkungan sekolah, Unit Kesehatan Sekolah (UKS) pun dapat dijadikan sebagai tempat yang tepat untuk memperluas sosialisasi. Oleh karena itu, siswa dan orang tua dapat lebih paham terkait dengan vaksin HPV ini.
“Semoga sosialisasi ini bisa dijalankan semua pihak. Karena masih sedikit yang tahu akan pentingnya vaksin HPV untuk perempuan ini,” pungkasnya. (alb/kn1/rhi/advdprdkaltim)