- Kukar Masih Menunggu Tahapan Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih 2025-2030.
- Bupati Edi Damansyah Resmikan Kantor Kelurahan Bukit Biru, Dorong Peningkatan Kualitas Pelayanan
- Pelestarian Lingkungan, Bupati Ajak Masyarakat Dukung Program Perdagangan Karbon
- Bappeda Gelar Musrenbang Tematik Terkait Penanganan Kemiskinan dan Stunting
- Bupati Edi Damansyah Panen Jagung dan Ikan di Kelurahan Maluhu
- Bupati Edi Damansyah Sebut Pentingnya Konsistensi Dalam Pengelolaan Pertanian
- Bupati Edi Damansyah Pimpin Musrenbang RKPD 2026
- Kader PKK Jembayan Diharapkan Bisa Tingkatkan Partisipasi Masyarakat Membangun Kualitas Kesehatan
- IPPAFest 2025: Panggung Kreativitas dan Harapan dari Balik Jeruji
- Kapolres Ajak Jaga Kondusif Pasca PSU Kukar
Warga Pinggiran Sungai Diajak Beralih Menggunakan WC

Keterangan Gambar : Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah
kukarnews.id, KUTAI KARTANEGARA - Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) memang cukup sulit untuk di ubah di sejumlah wilayah. Padahal PHBS menjadi salah satu poin penting di tengah masyarakat yang berdampak pola hidup dan kualitas kesehatan.
PHBS juga berpengaruh dalam upaya penekanan stunting. Sebab lingkungan yang kurang bersih mengakibatkan seseorang gampang sakit, dan gizi yang diserap oleh tubuh bisa terfokus untuk penyembuhan bukan untuk pertumbuhan.
Baca Lainnya :
- Sanitasi Layak, Upaya Tingkatkan Kesehatan Warga dan Cegah Stunting pada Anak0
- KPU Kukar Apresiasi Tingkat Partisipasi Pemilih Capai 70,9 Persen0
- DP2KB Kukar Berkomitmen Membimbing Desa dalam Penanganan Stunting0
- KPU Kukar Resmi Menyelesaikan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pilkada Serentak0
- KPU Kukar Pastikan Akurasi dan Transparansi Terkait Rekapitulasi Hasil Pemilu 20240
Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah menyebutkan bahwa pihaknya secara bertahap melakukan perubahan perilaku bagi warga yang tinggal di bantaran sungai diajak untuk meningkatkan budaya hidup sehat dengan sanitasi layak, yakni beralih dari jamban ke Water Closet (WC). Pemkab Kukar juga telah membangunkan WC bagi sejumlah desa yang mayoritas masih menggunakan jamban, khususnya wilayah yang tinggal di bantaran sungai.
"Harapan saya wc itu digunakan, karena ada kebiasaan kita berada di pinggir sungai, lalu turun ke jamban. Saat dibangunkan wc tidak terpakai, jadi ini harus beradaptasi untuk menggunakan WC,” kata Edi Damansyah.
Sanitasi tidak layak akan mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuni rumah. Hal ini dapat mempengaruhi program pemerintah untuk mengajak masyarakat menuju hidup sehat dan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Ajakan penerapan sanitasi layak juga sejalan dengan tujuan Pemkab Kukar untuk menurunkan angka stunting dan mengentaskan kemiskiann. Bahkan, ada langkah khusus yang juga tengah masif dijalankan, yaitu percepatan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di kecamatan-kecamatan.
“Mari kita dukung Stop Buang Air Besar Sembarangan 100 persen di Kukar,” harapnya. (adv/diskominfokukar/stg/kn1/rhi)
