- PPTI Kukar ke PPTI Badung, Bali untuk Tingkatkan Upaya Penanggulangan Tuberkulosis
- Kutai Timur Belajar dari Sukses Kutai Kartanegara dalam Penurunan Stunting
- Pemkab Kukar Sambut TPPS Kutim Terkait Penanganan Stunting
- Warga Pinggiran Sungai Diajak Beralih Menggunakan WC
- Sanitasi Layak, Upaya Tingkatkan Kesehatan Warga dan Cegah Stunting pada Anak
- DP2KB Kukar Berkomitmen Membimbing Desa dalam Penanganan Stunting
- Sejumlah Upaya Pemkab Kukar dalam Keberhasilan Penanganan Stunting
- Peran Aktif DPMD Kukar dalam Penanganan Stunting
- Rapat Verifikasi dan Validasi Keluarga Beresiko Stunting, Penanganan Tepat Sasaran
- Bupati Kutai Kartanegara: Peran Orang Tua Penting dalam Mencegah Stunting
Warga Pinggiran Sungai Diajak Beralih Menggunakan WC
Keterangan Gambar : Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah
kukarnews.id, KUTAI KARTANEGARA - Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) memang cukup sulit untuk di ubah di sejumlah wilayah. Padahal PHBS menjadi salah satu poin penting di tengah masyarakat yang berdampak pola hidup dan kualitas kesehatan.
PHBS juga berpengaruh dalam upaya penekanan stunting. Sebab lingkungan yang kurang bersih mengakibatkan seseorang gampang sakit, dan gizi yang diserap oleh tubuh bisa terfokus untuk penyembuhan bukan untuk pertumbuhan.
Baca Lainnya :
- Sanitasi Layak, Upaya Tingkatkan Kesehatan Warga dan Cegah Stunting pada Anak0
- DP2KB Kukar Berkomitmen Membimbing Desa dalam Penanganan Stunting0
- Sejumlah Upaya Pemkab Kukar dalam Keberhasilan Penanganan Stunting0
- Peran Aktif DPMD Kukar dalam Penanganan Stunting0
- Rapat Verifikasi dan Validasi Keluarga Beresiko Stunting, Penanganan Tepat Sasaran0
Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah menyebutkan bahwa pihaknya secara bertahap melakukan perubahan perilaku bagi warga yang tinggal di bantaran sungai diajak untuk meningkatkan budaya hidup sehat dengan sanitasi layak, yakni beralih dari jamban ke Water Closet (WC). Pemkab Kukar juga telah membangunkan WC bagi sejumlah desa yang mayoritas masih menggunakan jamban, khususnya wilayah yang tinggal di bantaran sungai.
"Harapan saya wc itu digunakan, karena ada kebiasaan kita berada di pinggir sungai, lalu turun ke jamban. Saat dibangunkan wc tidak terpakai, jadi ini harus beradaptasi untuk menggunakan WC,” kata Edi Damansyah.
Sanitasi tidak layak akan mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuni rumah. Hal ini dapat mempengaruhi program pemerintah untuk mengajak masyarakat menuju hidup sehat dan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Ajakan penerapan sanitasi layak juga sejalan dengan tujuan Pemkab Kukar untuk menurunkan angka stunting dan mengentaskan kemiskiann. Bahkan, ada langkah khusus yang juga tengah masif dijalankan, yaitu percepatan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di kecamatan-kecamatan.
“Mari kita dukung Stop Buang Air Besar Sembarangan 100 persen di Kukar,” harapnya. (adv/diskominfokukar/stg/kn1/rhi)