- BPBD Kukar Lakukan Penanganan Karhutla di Desa Sebemban
- Astra Agro Terpilih Sebagai Indonesia Best Workplace For Women Award 2023
- Bandara SAMS Sepinggan Berangkatkan 299 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama
- Wajib Laksanakan MTQ di Tiap Kecamatan, Berdayakan Bibit Lokal
- Perkuat Deteksi Dini Gangguan Keamanan, Kalapas Tenggarong Ikuti Konsolidasi Intelijen
- Kemenkumham Raih Penghargaan Terbaik UKPBJ Proaktif
- Tercepat, Kukar Menjadi Daerah Pertama di Indonesia yang Salurkan Bonus Atlet Sea Games Secara Utuh
- Maksimalkan Pelayanan, RSUD AM Parikesit Akan Segera Miliki Gedung Baru
- Ratusan Nelayan Samboja, Ramaikan Pesta Laut Pesisir
- Mansyur Dhuha Siap Kawal Aspirasi Warga Kukar
Komunitas Kaliya Buka Kelas Bahasa Isyarat

kukarnews.id, KUTAI KARTANEGARA - Komunitas Kutai Literasi dan Budaya Etam (Kaliya) menyelenggarakan kegiatan Beisyaratan atau kelas bahasa isyarat yang berkolaborasi dengan Komunitas Sahabat Tuli Tenggarong.
Bahasa isyarat ini menggunakan kombinasi gerak atau bentuk tangan, lengan, tubuh serta ekspresi wajah untuk menyampaikan sebuah pesan kepada lawan bicara.
Baca Lainnya :
- Presiden Joko Widodo Satukan Tanah dan Air Nusantara di Titik Nol0
- Usai Ritual Kendi Nusantara, Presiden Langsung Menuju Lokasi Persemaian Bibit0
- Prosesi Pengambilan Air dan Tanah Untuk IKN Diulang0
- Deklarasi Dukungan Pembangunan IKN dan Minta Perhatikan Hak Ahli Waris0
- Fasilitasi Pemuda Pegiat Seni, Tenggarong Art Festival Sukses Digelar0
Ketua Kalinya Viola Melinda mengatakan program kerjanya ini sudah berjalan sejak awal maret 2022.
"Pertemuannya 2 kali sebulan di hari Jumat dua minggu pertama, pengajarnya ada lima orang dari Komunitas Teman Tuli Tenggarong," jelasnya.
Kaliya yang dinaungi oleh Gerakan Literasi Kutai (GLK) ini memiliki pesan khusus dalam mengadakan bahasa isyarat, yakni memberikan wadah bagi para teman tuli agar bisa diberdayakan dan menghilangkan stigma negatif dari masyarakat.
"Kami ingin menunjukkan bahwa jangan lagi dipandang sebelah mata, hak mereka sama, bisa berkarya dan bekerja seperti kita juga," tegasnya.
Sejauh ini, peserta atau yang mereka sebut dengan istilah teman dengar yang sudah mengikuti sudah lebih dari 20 orang, berasal dari masyarakat umum dan pelajar.
Viola juga menerangkan bahwa tujuan diadakannya kelas tersebut bagi teman dengar adalah menambah sertifikasi skill berbahasa isyarat. Selain itu, keresahannya terhadap masih minimnya aksesibilitas penerjemah bahasa isyarat di masyarakat umum.
Kelas ini masih akan berlangsung sampai empat bulan kedepan, dan bagi para peserta disesi akhir akan diberikan panggung pentas pertunjukkan yang menunjukkan skill Beisyaratan yang sudah dipelajari. "Jadi benar-benar kayak sekolah, sebelum lulus ada perpisahan gitu," tutupnya. (kn1/rhi)
