- PPTI Kukar ke PPTI Badung, Bali untuk Tingkatkan Upaya Penanggulangan Tuberkulosis
- Kutai Timur Belajar dari Sukses Kutai Kartanegara dalam Penurunan Stunting
- Pemkab Kukar Sambut TPPS Kutim Terkait Penanganan Stunting
- Warga Pinggiran Sungai Diajak Beralih Menggunakan WC
- Sanitasi Layak, Upaya Tingkatkan Kesehatan Warga dan Cegah Stunting pada Anak
- DP2KB Kukar Berkomitmen Membimbing Desa dalam Penanganan Stunting
- Sejumlah Upaya Pemkab Kukar dalam Keberhasilan Penanganan Stunting
- Peran Aktif DPMD Kukar dalam Penanganan Stunting
- Rapat Verifikasi dan Validasi Keluarga Beresiko Stunting, Penanganan Tepat Sasaran
- Bupati Kutai Kartanegara: Peran Orang Tua Penting dalam Mencegah Stunting
Komunitas Kaliya Buka Kelas Bahasa Isyarat
kukarnews.id, KUTAI KARTANEGARA - Komunitas Kutai Literasi dan Budaya Etam (Kaliya) menyelenggarakan kegiatan Beisyaratan atau kelas bahasa isyarat yang berkolaborasi dengan Komunitas Sahabat Tuli Tenggarong.
Bahasa isyarat ini menggunakan kombinasi gerak atau bentuk tangan, lengan, tubuh serta ekspresi wajah untuk menyampaikan sebuah pesan kepada lawan bicara.
Baca Lainnya :
- Presiden Joko Widodo Satukan Tanah dan Air Nusantara di Titik Nol0
- Usai Ritual Kendi Nusantara, Presiden Langsung Menuju Lokasi Persemaian Bibit0
- Prosesi Pengambilan Air dan Tanah Untuk IKN Diulang0
- Deklarasi Dukungan Pembangunan IKN dan Minta Perhatikan Hak Ahli Waris0
- Fasilitasi Pemuda Pegiat Seni, Tenggarong Art Festival Sukses Digelar0
Ketua Kalinya Viola Melinda mengatakan program kerjanya ini sudah berjalan sejak awal maret 2022.
"Pertemuannya 2 kali sebulan di hari Jumat dua minggu pertama, pengajarnya ada lima orang dari Komunitas Teman Tuli Tenggarong," jelasnya.
Kaliya yang dinaungi oleh Gerakan Literasi Kutai (GLK) ini memiliki pesan khusus dalam mengadakan bahasa isyarat, yakni memberikan wadah bagi para teman tuli agar bisa diberdayakan dan menghilangkan stigma negatif dari masyarakat.
"Kami ingin menunjukkan bahwa jangan lagi dipandang sebelah mata, hak mereka sama, bisa berkarya dan bekerja seperti kita juga," tegasnya.
Sejauh ini, peserta atau yang mereka sebut dengan istilah teman dengar yang sudah mengikuti sudah lebih dari 20 orang, berasal dari masyarakat umum dan pelajar.
Viola juga menerangkan bahwa tujuan diadakannya kelas tersebut bagi teman dengar adalah menambah sertifikasi skill berbahasa isyarat. Selain itu, keresahannya terhadap masih minimnya aksesibilitas penerjemah bahasa isyarat di masyarakat umum.
Kelas ini masih akan berlangsung sampai empat bulan kedepan, dan bagi para peserta disesi akhir akan diberikan panggung pentas pertunjukkan yang menunjukkan skill Beisyaratan yang sudah dipelajari. "Jadi benar-benar kayak sekolah, sebelum lulus ada perpisahan gitu," tutupnya. (kn1/rhi)