- Ketika Masyarakat Kompak Harapkan Keberlanjutan Program Kukar Idaman
- Puskesmas Pembantu Amborawang Darat Diresmikan, Edi Damansyah Tegaskan Komitmen Tangani Stunting
- Pembukaan Erau Adat Kutai 2024 Dimajukan Menjadi Tanggal 21 September 2024
- KPU Kukar Gelar Rakor Persiapan Penetapan dan Pengundian Tiga Paslon Pilkada 2024
- TPPS Kukar Bahas Penyusunan Draft Perbup Percepatan Penanganan Stunting
- Ajak Terapkan PHBS, Warga Sebelimbingan Dibantu WC Sehat
- Anggota BPD Kukar Dapat Perpanjangan Masa Jabatan, Edi Damansyah Harap Kinerja Makin Optimal
- Tegakkan Kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme Jadi Kunci Netralitas ASN di Pilkada 2024
- Sumpah Janji 2.300 Pegawai P3K Kukar, Bupati Edi Damansyah Ingatkan Tanggung Jawab Baru
- Dukung Keberlanjutan, Dirut PT PHI Kunjungi Program CSR Pemanfaatan Akar Pakis di Pulau Bunyu
Dirjen PAS Sebut 890 Bandar Narkoba Dipindahkan ke Nusakambangan
Kerjasama Dengan POLRI
kukarnews.id, JAKARTA SELATAN - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Reynhard Silitonga menyebut sebanyak 890 bandar narkoba telah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilancap, Jawa Tengah. Ratusan narapidana itu berasal dari berbagai lapas di sejumlah daerah seperti seperti Jakarta, Palembang, Sumatera Utara, dan lain sebagainya.
“Di Nusakambangan, para bandar narkoba itu masuk ke dalam sel dengan pengamanan super maksimum. Mereka berada di satu sel seorang diri,” kata Reynhard saat jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika dan TPPU Jaringan Fredy Pratama di Lapangan Bayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2023).
Baca Lainnya :
- Bapemperda Ajukan Raperda Perubahan Perda 5 Tahun 20130
- Abdul Rasid Dukung Pemekaran Tiga Kelurahan di Tenggarong0
- DPRD Kukar Miliki Studio Podcast, Sebarkan Program Strategis ke Masyarakat0
- Gerak Cepat Rendi Solihin, Asrama Mahasiswa Kukar di Malang Segera Direhab Total0
- Sebanyak 165 Guru di Kukar Diangkat Jadi PPPK0
Menurut Reynhard pihaknya selalu bekerjasama dengan Bareskrim Polri untuk melakukan upaya pencegahan dan pembinaan.
Jenderal polisi bintang dua itu tidak memungkiri adanya narapidana yang bermain barang haram tersebut. Namun dia memastikan akan menyikat habis mereka yang mengedarkan atau menjadi bandar.
“Di lapas, kami selalu bekerja sama dengan Polri untuk pengawasan sekaligus pembinaan,” ujarnya.
Diketahui, Bareskrim Polri bersama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, Bea dan Cukai, Kejaksaan, Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjenpas, dan instansi lainnya berhasil menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi milik jaringan Fredy Pratama.
Bahkan, dari hasil kejahatan para tersangka, penyidik menyita Rp10,5 triliun aset dari sangkaan pasal TPPU. Fredy Pratama sendiri hingga kini masih buron dan belum diketahui dimana keberadaannya.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada mengungkapkan, jaringan Fredy Pratama ini terbilang sangat rapi dan terstruktur peredarannya.
“Dari hasil evaluasi oleh tim Bareskrim Polri, ada kesamaan modus operandi yang digunakan oleh para sidikat tersebut, yaitu penggunaan alat komunikasi, yaitu penggunak Blackberry Messengger Interprice, Prima, dan Wayers, saat berkomunikasi,” ujar Wahyu.
Setelah dilakukannya penelusuran oleh tim Bareskrim, peredaran narkotika yang ada di Indonesia, bermuara pada satu orang, yaitu Fredi Pratama. “Yang beraangkutan ini mengedarkan narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya yaitu di Indonesia dan Malaysia Timur,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Wahyu Widada memberikan penghargaan kepada seluruh pihak terkait atas kerjasamanya dalam pengungkapan jaringan narkoba ini. Salah satu penghargaan diberikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Reynhard Silitonga. (*/kn1/rhi)